Dirgahayu PDI Perjuangan; Refleksi 52 Tahun di Kuatkan Oleh Rakyat, Satyam Eva Jayate



LAMONGAN – PDI Perjuangan merayakan ulang tahunnya yang ke-52 dengan tema besar “Satyam Eva Jayate” yang berarti “Hanya Kebenaran yang Akan Menang” dan subtema "Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam".  


Tema ini menjadi cerminan semangat partai berlambang banteng dalam memperjuangkan keadilan dan kebenaran untuk kepentingan rakyat Indonesia.


Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPC PDI Perjuangan Lamongan, Erna Sujarwati menegaskan, partai ini telah menjadi simbol perjuangan demokrasi, keberpihakan pada wong cilik, dan pendobrak ketidakadilan sejak awal berdirinya.


“Perjalanan historis partai ini sangat penting. Semua kader harus memahami bahwa PDI Perjuangan adalah partai yang konsisten melawan ketidakadilan, menghapus diskriminasi, dan menjadi penyemangat perjuangan rakyat kecil,” ujar Erna dengan tegas, Jumat (10/1/2025). 


Akar sejarah PDI Perjuangan tidak bisa dilepaskan dari perjuangan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Sukarno pada 4 Juli 1927. Dalam perjalanan panjangnya, PNI bergabung dengan partai-partai lain dan menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 10 Januari 1973.


Namun, jalan yang dilalui PDI tidak selalu mulus. Di era rezim otoriter, partai ini sering menghadapi tekanan, intervensi, hingga konflik internal. Puncaknya, peristiwa Kudatuli pada 27 Juli 1996 menjadi titik balik yang membentuk karakter PDI Perjuangan sebagai pejuang gigih untuk rakyat.


“Dari sejarah panjang itu, kita belajar bahwa perjuangan tidak pernah mudah. Tapi justru ujian-ujian inilah yang membuat PDI Perjuangan semakin kokoh,” ucapnya. 


Mengusung subtema “Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam”, perayaan tahun ini menegaskan komitmen partai untuk terus memperjuangkan cita-cita bangsa.


“Tema ini bukan sekadar slogan, tetapi prinsip yang harus dipegang teguh oleh seluruh kader. Perjuangan kita tidak akan pernah padam, karena rakyat adalah sumber kekuatan kita,” katanya. 


Sebagai partai wong cilik, PDI Perjuangan selalu menyatu dengan rakyat. Erna menekankan bahwa ujian berat yang dihadapi partai menjadi pelajaran berharga untuk terus melawan ketidakadilan.


“Kami mengambil pelajaran dari ketertindasan, menjadikannya semangat untuk terus melawan ketidakadilan dan memperjuangkan hak-hak rakyat. Dukungan rakyat adalah penopang utama kami,” ujarnya. 


Erna juga menyoroti manifesto partai yang dideklarasikan pada 2010 sebagai panduan agar tetap dekat dengan rakyat. “Kalau kita mau menang, kita harus tahu apa yang rakyat inginkan, berjuang untuk mereka, menangis, dan tertawa bersama mereka,” katanya.


Erna menyerukan kepada seluruh kader untuk memegang teguh prinsip ideologis dan keberpihakan kepada wong cilik dalam menghadapi tantangan demokrasi masa depan.


“PDI Perjuangan harus menjadi kekuatan yang konsisten memperjuangkan keadilan sosial, membangun solidaritas, dan merajut keberagaman. Kekuasaan bukan sekadar alat pembagian jabatan, tetapi sarana memperjuangkan martabat rakyat,” ujarnya.


Ia juga menegaskan bahwa PDI Perjuangan siap menerima mandat rakyat, baik sebagai bagian dari pemerintahan maupun sebagai kekuatan penyeimbang dalam menjaga check and balances demokrasi.


“Peran sebagai penyeimbang sangat strategis. Kita tidak hanya mengkritik, tetapi juga menawarkan solusi alternatif yang bermanfaat bagi bangsa,” tuturnya.


Mengakhiri refleksinya, Erna mengajak seluruh kader untuk tetap setia pada perjuangan rakyat dan membangun solidaritas yang kuat.


“PDI Perjuangan adalah partai wong cilik yang dipersembahkan untuk rakyat. Bersama rakyat, untuk rakyat, dan demi rakyat,” kata Erna Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPC PDI Perjuangan Lamongan.


"Kita sulut kembali api pergerakan kita, kuatkan semangat dan soliditas antar kader, kedepan dengan 3 pilar Partai kita, Eksekutif, Struktural, dan Legislatif yang berjalan selaras melaksanakan tugas- tugas kerakyatan. Dekati mereka, gotong royong selesaikan persoalan mereka. Dengan demikian kita semua meyakini kitalah pemenang hati rakyat di Lamongan." Tegasnya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama