Wawancara Eksklusif Bersama H.Syahrir Nasution
Debat publik ke 2 pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2024 antara Bobby - Surya dan Paslon Edy - Hasan akan digelar 6 November 2024. Diharapkan debat itu dapat lebih menunjukkan secara terang benderang kapasitas kedua paslon. Sehingga pemilih terbantu untuk menentukan pilihan di TPS pada tanggal 27 Nopember mendatang.
Sebagaimana diketahui, debatpublik kedua akan membahas tema “peningkatan daya saing daerah dan pembangunan berkelanjutan”. Keduanya memiliki hubungan yang erat dan juga saling mendukung dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkeadilan, dan ramah lingkungan.
Untuk mendalami tema ini Ismail Nasution dari Sumut24,co telah mewawancarai akademisi H.Syahrir Nasution. Berikut hasilnya:
Ismail Nasution: Bagaimana peningkatan daya saing dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan?
H.Syahrir Nasution: Pembangunan berkelanjutan adalah proses memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka kelak. Pembangunan harus mampu merencanakan dan memproyeksikan legacy terbaik untuk itu, setidaknya mencakup tiga pilar utama:
Pertama, Aspek ekonomi dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. Kedua, Aspek sosial dengan pemenuhan keadilan sosial dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Ketiga, Aspek lingkungan dengan jaminan perlindungan dan pemeliharaan yang berorientasi masa depan.
Sedangkan peningkatan Daya Saing Daerah berurusan dengan inovasi dan teknologi yang mampu mendorong inovasi yang berkelanjutan dalam industri dapat meningkatkan daya saing. Misalnya, penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam produksi dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Selain itu peningkatan daya saing berurusan dengan pengembangan Sumber Daya Manusia. Di sini faktor pendidikan dan pelatihan yang berfokus pada keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar yang berkelanjutan memiliki peran penting karena diharapkan akan mampu menciptakan tenaga kerja yang lebih kompetitif dan siap menghadapi tantangan.
Pada gilirannya inisiatif untuk mendiversifikasi ekonomi dengan orientasi mengembangkan berbagai sektor ekonomi, termasuk sektor yang mendukung keberlanjutan, seperti energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan ekoturisme, sangat menentukan.
Ismail Nasution: Dari penjelasan Anda dapat disimpulkan bahwa debat yang akan mendiskusikan strategi untuk meningkatkan Daya Saing yang berkelanjutan ini sangat tepat untuk mengetahui pemahaman dan penguasaan para kandidat terutama dalam melakukan rencana dalam berbagai bidang yang terintegrasi.
H.Syahrir Nasution: Benar sekali. Rinciannya setidaknya terkait dengan, pertama, integrasi kebijakan meliputi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam perencanaan pembangunan daerah untuk menciptakan sinergi antara daya saing dan keberlanjutan.
Kedua, pengembangan infrastruktur hijau yang ramah lingkungan, seperti transportasi publik yang efisien dan sistem pengelolaan limbah yang efektif, untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.
Ketiga, partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan terkait pembangunan untuk memastikan bahwa kebutuhan dan aspirasi mereka diperhatikan.
Perencanaan yang baik tentang Peningkatan Daya Saing Daerah dan Pembangunan Berkelanjutan berujung pada dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat, keberlanjutan lingkungan dan resiliensi ekonomi.
Peningkatan daya saing yang berkelanjutan dapat memberikan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan, dan mengurangi kemiskinan. Praktik bisnis yang berkelanjutan membantu melindungi sumber daya alam dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Daerah yang memiliki daya saing tinggi dan berkelanjutan lebih mampu menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim dan krisis ekonomi.
Peningkatan daya saing daerah yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan jangka panjang. Dengan mengadopsi pendekatan yang seimbang antara ekonomi, sosial, dan lingkungan, daerah dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Ismail Nasution: Menurut Anda, paslon mana yang akan unggul dalam debatpublik nanti?
H.Syahrir Nasution: Melihat apa yang terjadi sejak pertamakali kedua pasangan ini bertemu pada tahapan Pilkada, Edy Rahmayadi-Hasan diperkirakan akan mampu secara mutlak mengungguli Bobby-Surya.
Saat penentuan nomor urut Bobby “mencuri kesempatan” bernarasi negatif terhadap Edy Rahmayadi mengenai infrastruktur, terutama mengenai jalan. Edy Rahmayadi dengan jiwa besar tidak melayani. Namun ketika doorstop interview dengan jurnalis Edy Rahmayadi menjelaskan sesuatu yang sama sekali tak difahami oleh Bobby Nasution.
Jalan di perbatasan itu adalah jalan nasional, itu pekerjaan Mulyono, tegas Edy Rahmayadi. Tahun lalu Jokowi mendistribusi Rp 32,7 triliun untuk perbaikan jalan daerah karena memang selama ini ia hanya fokus pada infrastruktur bermodal besar dengan utang yang bakal menyengsarakan rakyat dan di antaranya, menurut para mantan pembantunya, sebanyak 58 buah terancam mangkrak, termasuk IKN.
Jika dibagi rata ke 38 provinsi itu, dana perbaikan infrastruktur jalan daerah yang didistribusi Jokowi tahun lalu amat kecil dan sama sekali tidak akan merubah signifikan kualitas jalan daerah.
Edy Rahmayadi sendiri melakukan terobosan dengan program infrastruktur dengan biaya Rp 2,7 triliun dengan pola pelaksanaan multiyear.
Ismail Nasution: Di mana letak ketidakberimbangan paslon itu?
H.Syahrir Nasution: Mungkin saja Surya jauh lebih mampu, lebih berpengalaman dan lebih menguasai materi debat seperti ini. Tetapi karena ia hanya seorang wakil, kelihatannya ia menahan diri. Karena jika ia yang mengendalikan forum orang akan mencibir ketimpangan kapasitas pasangan ini dan mungkin saja menilai Surya lebih pantas menjadi calon gubernur ketimbang Bobby.
Hal itulah satu di antara banyak catatan yang terjadi pada debat pertama tempohari,
Selain menguasai masalah, Edy Rahmayadi mampu tampil prima dengan ketenangan luarbiasa hingga julukan Ayah Edy beroleh konfirmasi di dini. Dia memang ayah. Sedangkan anak bisa saja rewel serewel-rewelnya, tetapi ia tetaplah anak yang kapasitasnya masih lebih rendah dibanding ambisinya.
Ismail Nasution: Apa saja hal-hal lainnya yang perlu diperhatikan dalam debatpublik nanti?
H.Syahrir Nasution: Hal lain yang sangat perlu diperhatikan dalam tema debat ini ialah ketidakfahaman perumus tentang konsekuensi pendanaan untuk daya saing di tengah fakta seluruh daerah tidak mungkin memiliki kemandirian fiskal.
Daerah hanya bergantung kepada DAK dan DAU karena pola hubungan keungan pusat dan daerahsangat tak mungkin memberi peluang untuk itu. Mestinyapertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan itu lebih tepat ditujukan kepada Presiden RI, DPR RI, MPR RI dan DPD RI agar mereka bersedia merombak regulasi yang membonsai daerah.
Kerusakan lingkungan itu lebih disebabkan oleh kewenangan pusat, karena proyek apapun, terutama PSN, tak ada kaitannya ke daerah.***
* -Gelar Sutan Kumala Bulan
- MANAGING DIRECTOR : POLITICAL & ECONOMIC CONSULTING INSTITUTE - PECI Indonesia.
Posting Komentar