Syahrir Nasution |
Oleh : Syahrir Nasution
Ada sebuah “ Anekdot menarik , anekdot ini dengan versi berbeda dan sering diungkap di berbagai kesempatan. Singkat cerita , suatu hari ada pameran OTAK MANUSIA (Human Brain Fair).
Disitu dipamerkan Otak Orang Jerman , Otak Orang Turki, Otak Orang Jepang dan lain lain.Tidak ketinggalan diurutan terakhir Otak Orang Indonesia. Sewaktu diteliti oleh , para ahli dibidang Riset tentang Otak Manusia , terbukti otak otak itu banyak yang “ Keruh “ atau kurang bersih.
Otak Orang Jepang keruhnya 80 % , Orang Turki keruhnya 75 % , Orang Jerman 60 % , Orang Amerika 40 % dsb. Tetapi saat Otak Orang Indonesia diperiksa hasilnya luar biasa bersihnya sama sekali , bersihnya 100 % , artinya tidak keruh sedikit pun. Menakjubkan bagi bangsa2 yang lain yang ikut pameran tersebut . Akhirnya setelah diteliti secara seksama berulang ulang rupanya di dapatlah jawabannya kenapa bisa demikian hasilnya?, ternyata Otak Orang Indonesia “ karena jarang dipakai “ atau digunakan untuk berfikir yang rumit rumit, hanya ingin yang gampang gampang.
Ini merupakan “ sindiran bagi kita semuanya. Orang Indonesia “ otaknya jarang dipakai “ atau istilah ilmu pendidikan “ jarang diasah “ ( Brain Sharp ) sehingga menjadi DUNGU . Akal sehatnya lama lama bisa hilang sama sekali .
Ungkapan ini, bukanlah merupakan pujian, akan tetapi justeru merupakan “ sinisme “,mengapa kita cenderung tidak “ MENGOPTIMALKAN POTENSI AKAL KITA?.”
Sekali kali , kita perlu jujur untuk melihat diri sendiri . Jangan terus menerus menyembunyikan “ bau busuk” dalam diri kita ini.Menyimpan “ aib aib “
diri memang ada baiknya , akan tetapi tidak mau sadar atas kekurangan diri , dan lebih parah lagi , tidak mau memperbaiki diri , adalah merupakan “ kunci kehinaan “ bangsa ini. Untuk apa atau gunanya dalam Ilmu Management ANALISA “ SWOT”?, jika bukan karena ingin jujur melihat diri sendiri?. Kita akui saja secara jujur,bahwa tingkat kesadaran dan wawasan rakyat Indonesia secara kolektif termasuk rendah. Kita harus berani “ meraba kelemahan kita”, lalu melakukan usaha usaha serius untuk memperbaiki.
Apakah selamanya bangsa ini” ditakdirkan “ menjadi bangsa yang lemah?. Padahal para ahli Neurologi banyak menjelaskan, bahwa SETIAP MANUSIA DILAHIRKAN DENGAN “ POTENSI GENIUS”.
Bahkan ada yang mengatakan , setiap otak NORMAL MANUSIA PADA AWALNYA mampu menyerap KHAZANAH ILMU SAINS apapun. Budaya dan Gaya Hiduplah ( Life Style ) yang mematikan bakat KECERDASAN itu. Hal itu terbukti pada orang orang tertentu yang berhasil “ menstimulus” potensi kecerdasannya , mereka terbukti sangat cerdas ( dengan Izin Allah Swt ). Begitu juga dalam alam Demokrasi , bangsa Indonesia hampir mayoritas “ belum siap memilih pilihan pilihan Politik secara mandiri. Pilihan Politik Rakyat bukan didasarkan atas : KESADARAN , KEILMUAN DAN KEJUJURAN. Pilihan Politik Rakyat tersebut masih sering dipengaruhi oleh faktor Fulus / Uang, Tekanan tekanan , Janji Janji muluk dll.
Sejak dahulu rakyat Indonesia tidak pernah mendapatkan HAKNYA SECARA BENAR. Sampai hari ini rakyat terus “ diperdaya bukan diberdayakan “, sebagaimana bunyi Pembukaan UUD 45 , tanggung jawab Pemerintah / Negara : melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, bukan sebaliknya “ Pengerdilan Kehidupan Rakyat Indonesia , sehingga jangan sampai “ Orang Lemah itu dibohongi , ditipu . Kita berharap adanya suatu hikayat yang mengatakan : Hikayat Bangsa Yang Senang Dibohongi “ ini menjadi kenyataan secara turun temurun. Semoga tidak menjadi kenyataan.***
* Managing Director POLITICAL & ECONOMIC CONSULTING INSTITUTE - Indonesia ( PECI - Indonesia ).
Posting Komentar